Waktu masuk
ke hotel jangan fikir semua akan mudah. Keren, Lucu dan nyebelin.
KEREN,
karena pembimbing kami bersikeras minta hotel yang dekat pintu masjid Nabawi,
dan akhirnya dapat.
LUCU karena
ternyata pembimbing kami panik dan grusa-grusu. Padahal sebelumnya kami sudah
dibagi-bagi per kelompok. Tapi ternyata kelompoknya diacak lagi. Jadinya
NYEBELIN karena buang waktu dan para jamaah KBIH kami riuh, ribet dan riweh pas
pembagian kamar. Rencana kelompok awal gagal..Semuanya dirombak abis sesuai
acungan tangan dan maksa nulis nama di kertas kosong yang dipegang pembimbing.
Jadilah
teman sekamar kami tidak seperti yang dicanangkan diawal, tapi tetap enak kok.
Akhirnya daku dan mami sekamar sama 2 ibu-ibu muda lincah dan cantik serta
seorang agak nenek yang ndeso, bersemangat tinggi tapi ga berani kemana - mana
tanpa kami, bahkan sekedar untuk ke mesjid yang ada di depan mata.
Setelah
dapat kamar ada lagi yang bikin susah hati yaitu mencari tas koper besar yang
isinya semua peralatan lenong. Tas - tas koper insya اللّه pasti sampai di
hotel tempat kami menginap, namun harus sabar mencarinya.
Tas
diangkut pria - pria kekar (kuli sih, cuma kerennya kuli disana hidungnya
mancung, tinggi, matanya besar dan pinter bahasa arab..kalahkan disini biar
kata manager belum tentu bisa bahasa arab, kadang baca quran aja ga
mampu..hehe)
Tas - tas
kami dilempar - lempar(bayangin kalau isinya kerupuk dijamin remuk) dari truk
ke lobby hotel. Di lobby disusun - susun, setelah itu dibawa masuk ke lift,
baik lift barang maupun lift orang. ketika sampai di lantai kami, tas
dilempar - lempar lagi. Jadi jangan berharap tas akan dalam kondisi seperti
sedia kala. Jaring - jaring yang sudah diikat kuat aja bisa lepas bahkan hilang.
Foto - foto isi muka yang ditempel sampai pindah posisi. Pegangan tas juga
banyak yang lepas. Parah deh, cuma isinya alhamdulillah aman kok, tidak ada
yang lenyap.
Disaat
semua teman sekamar daku sudah ketemu dengan tasnya, dan sibuk beresin tasnya
dikamar, Daku masih harus nyariin tas yang tidak jelas rimbanya, turun naik
tangga buat cari di lantai atas atau lantai bawah bulak balik(cobaan awal di
madinah nih, kayak kenyataan hidup daku banget, disaat orang santai sudah
berkeluarga, daku masih sibuk cari pelengkapnya.huahaaha..jodoh lagi). Tanya
sama pembimbing, paling mereka cuma bilang sabar pasti ada. Kadang yang malah
ketemu tas teman se-KBIH yang juga nyasar ke lantai lain, dengan berharap tas
daku akan ketemu, daku bawalah tas-tas milik teman lain ke lantai kami. Lama
juga deh cari - cari tas. Tapi yaa, disana cepat banget sesuatu berbalas.
Karena daku angkutin tas teman yang nyasar pas lagi nyari tas sendiri, akhirnya
tas daku juga dibawain sama teman lain yang juga lagi nyari tasnya...heehe..ribet
kan..
Intinya tas
daku ketemu.
Tas dibawa
ke kamar. Weew..Jangan bayangkan hotel di sana akan memberikan kelegaan extra.
Yang dibutuhkan adalah kelegaan hati. Kamar yang diisi 5 tempat tidur single
dengan 1 tv flat yang digantung, 1 Lemari, 1 kamar mandi, 1 ac dan juga 1 kunci
kamar untuk 5 jamaah. (Jadi harus tunggu - tungguan kalau mau masuk kamar, atau
janjian..yang ga suka ngayap berarti yang megang kunci kamar)
Tas di
letakkan dekat tempat tidur masing - masing kalau mau lewat harus gantian
karena sempit dikuasai tas - tas.
Sebelum
malam, daku sama salah satu rekan sekamar jalan keluar, daku haus mau beli
minum, Ih mahal loh air mineral 1,5 literan dihargai 5real, kalau diindonesia
paling banter 5000an. Temanku beli quran mutilasi cetakan madinah, kenapa
mutilasi ? Soalnya qurannya terdiri dari 30buku tipis - tipis yang tiap buku
berisi 1 juz.
Daku
berbaik sangka sama pedagang di Madinah, mereka ramah banget sampai akhirnya
malah jadi kelebay-lebay-an. Setiap kali menawarkan sesuatu, pasti ada kata -
kata, "kamu cantik", "aku cinta kamu", "aku suka
kamu" dll rayuan ga penting. Baru setelah itu nawarin barang buatan
cinanya. Dan kata - kata jijay itu bukan berlaku ke wanita muda saja ya, tapi
ke nenek - nenek juga.
Malam
pertama di Madinah, setiap kamar dikasih 1 kantong doraemon yang isinya gula,
kopi, teh dan saos sambal sachet. Dikasih minuman botol, buah - buahan dan dikasih makan kotak,
iih..isinya enaaak deh. Daging empuk ga tahu diapaain tapi yang pasti ukurannya
jumbo..Kita berharap semoga ini daging onta.(Tapi info yang daku dengar, tidak
mungkin calhaj dikasih daging onta, karena harganya mahal. Paling yang
disuguhkan daging kerbau..ah bodolah, asal bukan daging teman)
Malam
pertama di Madinah sangat mengesankan, selanjutnya akan lebih berkesan.(Buat
daku ya)
Madinah
kota yang panas, langitnya biru tanpa awan, disana berdiri mesjid Nabawi dengan
sejuta payungnya, dan yang paling penting dikota itu terdapat makam rasulullah.
"I
love Madinah" itu kalimat yang pernah terucap dari seorang wanita pakistan
yang pernah ngobrol sama daku.
Nabawi
masjid yang rapih, dan bersih. Ke-modern-an dunia membuat mesjid Nabawi
memiliki kesan mewah dan glamor dan jauh dari zuhud.
Pertama
lihat mesjid ini berdecak kagum dan bersyukur karena akhirnya daku kesini,
kalau lagi jalan kaki, kadang berfikir apa dulu jalan - jalan ini pernah di
lalui dan diinjak oleh rasul ya ?
Banyak hal
yang menyenangkan yang daku alami di kota ini.
Hotel kami
di bagian belakang masjid, tepatnya dekat gate 8.
Biasanya
kalau mau azan kami sudah wudhu dan jalan kaki ke masjid. Keluar hotel ke
masjid ga sampai 5 menit. Yang lama adalah menanti lift. Karena semua orang
berlomba ke masjid pas azan, jadi lift pas jam sholat selalu penuh dan harus
antri untuk turun, begitu juga setelah selesai sholat.
Banyak
kisah lucu dibalik lift. Liftnya tidak banyak, jadinya ya rebutan. Mau orang
Indonesia, Turki, Mesir bahkan orang Niger kelakuannya sama, susah disuruh
antri.
Daku sama
mami akhirnya sering melambat - lambatkan kembali ke kamar kalau habis sholat,
soalnya nunggunya bisa sejam-an. Kamar kami di lantai 11. Kalau naik tangga
darurat bisa putus nih kaki.
Waktu
antri, daku pernah coba menanti lift barang bareng sama cowo - cowo berwajah
turki/mesir. Mereka ternyata ga sabaran. Pintu lift digedor - gedor sambil
ngoceh ga jelas. Padahal request button lift udah dipencet loh. Di sangkanya
dengan digedor - gedor pintunya bakal kebuka kali ya ?
Yang lain,
ada calhaj indonesia yang sepuh dan tidak bisa ngomong bahasa indonesia,
bisanya ngomong daerah(ga usah disebut ya). Waktu itu lift mau turun dan sudah
penuh. Bapak2 sepuh itu tetap memaksa masuk lift dan terus menempelkan badannya
ketemannya. Pintu lift ga mau ketutup karena kepenuhan. "Pak turun dulu,
tunggu selanjutnya" pinta calhaj lain. Dia diam saja kayak batu dan terus
nempelin badannya ketemannya seolah tidak mau berpisah. Akhirnya calhaj yang
ada ditengah malah yang keluar dan akhirnya pintu tertutup. Kayaknya bapak itu
memang takut bener dan kayaknya ga paham balik ke kamar kalau ƍga sama temannya
itu. Soalnya rombongan bapak itu juga yang kena musibah waktu mereka jalan -
jalan ke uhud. (Nanti cerita lengkapnya)
Pengalaman
di lift lainnya(ini cerita teman ya) ada rombongan ibu - ibu indonesia yang
antri lift, temannya lihat terus bilang gini "udah naik tangga aja cuma
lantai 2 aja pake naik lift", terus dijawab sama salah satu ibu - ibu,
"ah aku sudah bertahun - tahun menunggu untuk naik ini"
Miris ga tuh, orang indonesia ada yang belum pernah naik lift. Dan untuk naik lift harus
nunggu naik haji..
Tips season ini : apapun bangsanya yang namanya ngantri adalah perbuatan yang butuh latihan khusus
To be continued lagee........
Tips season ini : apapun bangsanya yang namanya ngantri adalah perbuatan yang butuh latihan khusus
To be continued lagee........