Senin, 22 September 2014

Naik Haji Pasti Mampu Season 10

Waktu masuk ke hotel jangan fikir semua akan mudah. Keren, Lucu dan nyebelin.
KEREN, karena pembimbing kami bersikeras minta hotel yang dekat pintu masjid Nabawi, dan akhirnya dapat.
LUCU karena ternyata pembimbing kami panik dan grusa-grusu. Padahal sebelumnya kami sudah dibagi-bagi per kelompok. Tapi ternyata kelompoknya diacak lagi. Jadinya NYEBELIN karena buang waktu dan para jamaah KBIH kami riuh, ribet dan riweh pas pembagian kamar. Rencana kelompok awal gagal..Semuanya dirombak abis sesuai acungan tangan dan maksa nulis nama di kertas kosong yang dipegang pembimbing.
Jadilah teman sekamar kami tidak seperti yang dicanangkan diawal, tapi tetap enak kok. Akhirnya daku dan mami sekamar sama 2 ibu-ibu muda lincah dan cantik serta seorang agak nenek yang ndeso, bersemangat tinggi tapi ga berani kemana - mana tanpa kami, bahkan sekedar untuk ke mesjid yang ada di depan mata.




Setelah dapat kamar ada lagi yang bikin susah hati yaitu mencari tas koper besar yang isinya semua peralatan lenong. Tas - tas koper insya اللّه pasti sampai di hotel tempat kami menginap, namun harus sabar mencarinya.
Tas diangkut pria - pria kekar (kuli sih, cuma kerennya kuli disana hidungnya mancung, tinggi, matanya besar dan pinter bahasa arab..kalahkan disini biar kata manager belum tentu bisa bahasa arab, kadang baca quran aja ga mampu..hehe)

Tas - tas kami dilempar - lempar(bayangin kalau isinya kerupuk dijamin remuk) dari truk ke lobby hotel. Di lobby disusun - susun, setelah itu dibawa masuk ke lift, baik lift barang maupun lift orang. ketika sampai di lantai kami, tas dilempar - lempar lagi. Jadi jangan berharap tas akan dalam kondisi seperti sedia kala. Jaring - jaring yang sudah diikat kuat aja bisa lepas bahkan hilang. Foto - foto isi muka yang ditempel sampai pindah posisi. Pegangan tas juga banyak yang lepas. Parah deh, cuma isinya alhamdulillah aman kok, tidak ada yang lenyap.


Disaat semua teman sekamar daku sudah ketemu dengan tasnya, dan sibuk beresin tasnya dikamar, Daku masih harus nyariin tas yang tidak jelas rimbanya, turun naik tangga buat cari di lantai atas atau lantai bawah bulak balik(cobaan awal di madinah nih, kayak kenyataan hidup daku banget, disaat orang santai sudah berkeluarga, daku masih sibuk cari pelengkapnya.huahaaha..jodoh lagi). Tanya sama pembimbing, paling mereka cuma bilang sabar pasti ada. Kadang yang malah ketemu tas teman se-KBIH yang juga nyasar ke lantai lain, dengan berharap tas daku akan ketemu, daku bawalah tas-tas milik teman lain ke lantai kami. Lama juga deh cari - cari tas. Tapi yaa, disana cepat banget sesuatu berbalas. Karena daku angkutin tas teman yang nyasar pas lagi nyari tas sendiri, akhirnya tas daku juga dibawain sama teman lain yang juga lagi nyari tasnya...heehe..ribet kan..
Intinya tas daku ketemu.

Tas dibawa ke kamar. Weew..Jangan bayangkan hotel di sana akan memberikan kelegaan extra. Yang dibutuhkan adalah kelegaan hati. Kamar yang diisi 5 tempat tidur single dengan 1 tv flat yang digantung, 1 Lemari, 1 kamar mandi, 1 ac dan juga 1 kunci kamar untuk 5 jamaah. (Jadi harus tunggu - tungguan kalau mau masuk kamar, atau janjian..yang ga suka ngayap berarti yang megang kunci kamar)
Tas di letakkan dekat tempat tidur masing - masing kalau mau lewat harus gantian karena sempit dikuasai tas - tas.

Sebelum malam, daku sama salah satu rekan sekamar jalan keluar, daku haus mau beli minum, Ih mahal loh air mineral 1,5 literan dihargai 5real, kalau diindonesia paling banter 5000an. Temanku beli quran mutilasi cetakan madinah, kenapa mutilasi ? Soalnya qurannya terdiri dari 30buku tipis - tipis yang tiap buku berisi 1 juz.
Daku berbaik sangka sama pedagang di Madinah, mereka ramah banget sampai akhirnya malah jadi kelebay-lebay-an. Setiap kali menawarkan sesuatu, pasti ada kata - kata, "kamu cantik", "aku cinta kamu", "aku suka kamu" dll rayuan ga penting. Baru setelah itu nawarin barang buatan cinanya. Dan kata - kata jijay itu bukan berlaku ke wanita muda saja ya, tapi ke nenek - nenek juga. 

Malam pertama di Madinah, setiap kamar dikasih 1 kantong doraemon yang isinya gula, kopi, teh dan saos sambal sachet. Dikasih minuman botol,  buah - buahan dan dikasih makan kotak, iih..isinya enaaak deh. Daging empuk ga tahu diapaain tapi yang pasti ukurannya jumbo..Kita berharap semoga ini daging onta.(Tapi info yang daku dengar, tidak mungkin calhaj dikasih daging onta, karena harganya mahal. Paling yang disuguhkan daging kerbau..ah bodolah, asal bukan daging teman)

Malam pertama di Madinah sangat mengesankan, selanjutnya akan lebih berkesan.(Buat daku ya)

Madinah kota yang panas, langitnya biru tanpa awan, disana berdiri mesjid Nabawi dengan sejuta payungnya, dan yang paling penting dikota itu terdapat makam rasulullah.

Mungkin karena itu makanya menetap di kota Madinah rasanya damai, teratur dan ga ingin pulang.
"I love Madinah" itu kalimat yang pernah terucap dari seorang wanita pakistan yang pernah ngobrol sama daku.

Nabawi masjid yang rapih, dan bersih. Ke-modern-an dunia membuat mesjid Nabawi memiliki kesan mewah dan glamor dan jauh dari zuhud.

Pertama lihat mesjid ini berdecak kagum dan bersyukur karena akhirnya daku kesini, kalau lagi jalan kaki, kadang berfikir apa dulu jalan - jalan ini pernah di lalui dan diinjak oleh rasul ya ?

Banyak hal yang menyenangkan yang daku alami di kota ini.

Hotel kami di bagian belakang masjid, tepatnya dekat gate 8.
Biasanya kalau mau azan kami sudah wudhu dan jalan kaki ke masjid. Keluar hotel ke masjid ga sampai 5 menit. Yang lama adalah menanti lift. Karena semua orang berlomba ke masjid pas azan, jadi lift pas jam sholat selalu penuh dan harus antri untuk turun, begitu juga setelah selesai sholat.
Banyak kisah lucu dibalik lift. Liftnya tidak banyak, jadinya ya rebutan. Mau orang Indonesia, Turki, Mesir bahkan orang Niger kelakuannya sama, susah disuruh antri.
Daku sama mami akhirnya sering melambat - lambatkan kembali ke kamar kalau habis sholat, soalnya nunggunya bisa sejam-an. Kamar kami di lantai 11. Kalau naik tangga darurat bisa putus nih kaki.


Waktu antri, daku pernah coba menanti lift barang bareng sama cowo - cowo berwajah turki/mesir. Mereka ternyata ga sabaran. Pintu lift digedor - gedor sambil ngoceh ga jelas. Padahal request button lift udah dipencet loh. Di sangkanya dengan digedor - gedor pintunya bakal kebuka kali ya ?
Yang lain, ada calhaj indonesia yang sepuh dan tidak bisa ngomong bahasa indonesia, bisanya ngomong daerah(ga usah disebut ya). Waktu itu lift mau turun dan sudah penuh. Bapak2 sepuh itu tetap memaksa masuk lift dan terus menempelkan badannya ketemannya. Pintu lift ga mau ketutup karena kepenuhan. "Pak turun dulu, tunggu selanjutnya" pinta calhaj lain. Dia diam saja kayak batu dan terus nempelin badannya ketemannya seolah tidak mau berpisah. Akhirnya calhaj yang ada ditengah malah yang keluar dan akhirnya pintu tertutup. Kayaknya bapak itu memang takut bener dan kayaknya ga paham balik ke kamar kalau ƍga sama temannya itu. Soalnya rombongan bapak itu juga yang kena musibah waktu mereka jalan - jalan ke uhud. (Nanti cerita lengkapnya)

Pengalaman di lift lainnya(ini cerita teman ya) ada rombongan ibu - ibu indonesia yang antri lift, temannya lihat terus bilang gini "udah naik tangga aja cuma lantai 2 aja pake naik lift", terus dijawab sama salah satu ibu - ibu, "ah aku sudah bertahun - tahun menunggu untuk naik ini"
Miris ga tuh, orang indonesia ada yang belum pernah naik lift. Dan untuk naik lift harus nunggu naik haji..

Tips season ini : apapun bangsanya yang namanya ngantri adalah perbuatan yang butuh latihan khusus

To be continued lagee........


Sabtu, 20 September 2014

Umrah !!! Bisa dengan izin Allah...Edisi sharing

Hasil korek - korek informasi diperoleh sedikit informasi dari "Bunda" seorang  sahabat baik yang insya Allah akan bermanfaat bagi daku sendiri dan yang niat umrah :

Prinsip kalau mau berangkat ke tanah suci tidak melalui travel, harus diperhatikan hal 2 sbb. :
1. Dalam rombongan harus ada mahromnya, kalau tidak masalah keluar imigrasi.
2. Dalam hal naik taksi harus laki naik duluan, turun laki2nya belakangan kalau tidak ingin dibawa kabur.
3. Waktu booking hotel juga masalah jika perempuan yang book hotel.
4. Dalam urusan ke masjid tidak ada masalah selama pergi dengan beberapa orang.
5. Teman bunda yang sudah pengalaman berangkat umroh dia berangkat tanpa ikut travel dengan cara semua sudah di book di Indonesia. Disana tinggal ibadah saja.
6. Tambahan info semoga dimudahkan Allah langkahnya untuk sampai di Tanah Suci. :)
Aamiin ya robbal alamin