Selasa, 05 Mei 2015

Naik Haji Pasti Mampu Season 16

Akhirnya kaki - kaki ini melangkah masuk ke Masjidil Haram..
Kami masuk dari pintu Marwa, disini kami diantar mutawwif(guide) yang tak lain adalah sahabat dari salah satu pembimbing yang memang tinggal di Makkah, Kondisi Makkah sedang pembangunan(masih riweeh) kami muter - muter karena banyak akses yang ditutup. Kata Pembimbing sih biasanya gampang kok menuju Kakbah...

Setelah sedikit muter - muter, akhirnya lihat Kakbah...ih gimana gitu rasanya..akhirnya bisa lihat benda kotak hitam(ternyata guede yaa) yang merupakan sentral kiblat kita. Padahal sesak penuh orang dan suaranya ribut, riuh gitu tapi tetap terharu, beda banget deh sama nonton konser.

Terharu, nangis, senang, bengong campur aduk ga jelas, Ga nyangka bisa lihat tuh kakbah... Alhamdulillah...bisa juga lihat secara live.

Prosesi Umrah selanjutnya setelah sebelumnya ihram adalah Thawwaf lalu Sai antara safa dan marwa lalu baru deh tahalul alias botakin rambut bagi pria dan potong rambut sedikit saja buat wanita.

Setelah tahalul maka acara umrah selesailah sudah. gampang kan ???
Makanya daku berani tekankan, ibadah dalam islam mudah ga usah dibikin banyak ritual yang tidak sesuai sunnah, tidak usah dibumbui dengan ketakutan dan keribetan yang ga perlu.



Selanjutnya daku akan bahas masalah Thawwaf lebih lanjut base on pengalaman pribadi dan pengamatan selama di lapangan..

Dimulailah dan di akhiri di hajar aswad(tandanya lampu hijau).

di sekitar hajar aswad adalah lokasi paling penuh orang, karena semuanya memang bermula dan berakhir disini, kalau sudah balik ke sudut ini berarti thawwafnya sudah 1 putaran.
Tipsnya bawa karet atau gelang atau apapun buat tanda ngitung putaran kita, kalau daku pakau karet rambut sebanyak 7 di taruh ditangan kiri, setiap sampai di hajar aswad/lampu hijau karetnya dipindah satu - satu ke tangan kiri, kalau ga begini kayaknya bakal lupa deh.
Pemerintah arab saudi keren, mengantisipasi dengan memberikan lampu hijau bahkan sampai ke dalam mesjid yang juga dijadikan lintasan thawwaf. Karena kalau patokannya Hajar aswad kita ga akan lihat juga soalnya ketutupan calhaj yang banyak banget.

Lebih baik thawwaf sendirian atau maximal bertrio dari pada ber-segambreng

Pertama kali thawaf mengelilingi ka'bah kami melakukannya beregu satu KBIH namun belum 7 putaran barisanpun bubar jalan. Biasanya ada yang karena ketinggalan karena keseringannya barisan grup akan terpotong oleh grup/calhaj lain(biasanya memang tidak sengaja sih).
Pembimbing juga cuma 2 atau 3 ekor sementara peserta seKBIHnya ada seember, kebayang donk..udah gitu tidak boleh pakai toa atau pengeras suara, sekencang apapun pembimbing berteriak di bagian depan maka yang bagian belakang ga dengar.
Yang tua lebih kasihan, awalnya yang tua jalan didepan namun karena ritme ketukan jalannya sangat lambat, dan yang muda - muda jalannya lebih cepat maka si muda - muda jadinya malah mendahului dan tertinggalah rekan yang tua..

Yang bikin ga beres lagi, karena pembimbing jalan di depan, pas garis hijau dia langsung teriak "Bismillah Allahuakbar" dan dengan manis calhaj dibelakangnya akan ngikutin teriak "Bismillah Allahuakbar" juga, padahal calhajnya belum sampai di lampu hijau..(nah lo..bener ga tuh)

Kalau daku malah senang misah soalnya daku ga minat sama doa - doa yang ada di bukunya Depag yang dibacakan pembimbing. Daku lebih senang thawwaf baca doa sendiri atau sambil baca al-quran.
Sepanjang yang daku pelajari dari buku - buku haji, doa kesatu sampai ketujuh pas thawwaf yang ada dibuku depag tidak ada sunnahnya, Jangan merepotkan diri dengan harus menghapal buku itu. Doa dan wirid sederhana cukup dibacakan pas thawwaf + kalau sudah sampai rukun yamani langsung baca doa sapu jagad.."robbana atina fiddunnya hasanah....dst"

Daku paling sebel kalau lagi thawwaf disampingnya grup yang baca doanya secara berjamaah, ini mengganggu. Biasanya yang suka berjamaah adalah calhaj Indonesia. Calhaj yang mandiri biasanya dari Afrika.

Lagian pengalaman beregu akhirnya malah misah terus, ga pernah bisa kompak sampai akhir..karena regu kita harus kuat menghalau calhaj negara lain yang notabene badannya lebih besar daripada calhaj kita.
Dan yang paling penting, kalau beregu BERISIK..

Thawwaf sarana melatih diri, Jangan sakiti orang lain demi kebahagiaan diri sendiri !

Ketika thawwaf  kita seperti sedang dilatih kesabaran, dilatih untuk tidak suka makan hak orang(kayaknya kalau sering naik motor dan suka nyelak dijalan kelihatan deh kelakuannya disini..hehe) , belajar tenggang rasa antar sesama dan kerennya dengan penuh orang seperti itu daku ga pernah nyium bau ketex loh,  nafas tetap segar padahal semua orang pada keringatan.

Selain itu di sisi hajar aswad/lampu hijau biasanya penuh orang karena selain sebagai start dan finishnya thawwaf, para calhaj banya yang sedang berusaha, berharap dan bahkan memaksa untuk mencium hajar aswad. Ingatlah..mencium hajar aswad bukan kewajiban, jadi tidak perlu menyakiti orang lain hanya untuk menciumnya, berdoalah pada allah dan kasih tekat yang kuat dalam hati untuk menciumnya.

Yang paling kacau mencium hajar aswad pakai calo(tahu dunk siapa calonya...yaa orang indonesia juga lah..katanya sudah turun temurun..sinting..keburukan ditanah suci diwariskan).
Ada yang bangga loh cium hajar aswad bayar calo 500real. Kebayangkan, calonya banyak dan ga sendiri dan mereka nyikat - nyikut orang lain untuk memaksa dan dorong kita untuk dekati hajar aswad, habis nyium ditagih, ya elah...dimana letak keikhklasan ibadah karena Allahnya kalau harus sikut orang lain..
Kalau tidak bisa mencium atau menyentuh sudut ini, sebenarnya cukup dengan melambaikan tangan saja dari jauh..

Paling enak memang thawwaf di lantai dasar, selain akan merasakan gagahnya ka'bah, waktu tempuhnya juga lebih ringkas. Daku coba thawwaf di jalur tengah masih dekat ka'bah istilahnya di lintasan utama (namun tak pernah terlalu dekat ka'bah), daku hitung maximal waktu yang dibutuhkan untuk thawaaf adalah 45 menit(jalannya santai) dan memang paling enak thawwaf pas malam - malam, tapi siang terik juga asik kok menikmati langit biru tanpa awan.

Kalau mau lebih lama ambil lintasan terjauh misalnya yang di dalam masjid atau di lantai masjid paling atas, karena jauh banget bisa sampai 2 jam untuk 1x thawwaf, tapi lebih enak. Apalagi di masjid lantai paling atas, soalnya sepi ga perlu desak - desakan. Apalagi pas siang..bisa santai sambil baca quran loh. Kalau di dalam masjid suka tabrakan sama orang yang lalu lalang di masjid.

Kok boleh sih thawwaf di lantai atas masjid,  kan ga nginjek tanah ??
(dalilnya kalau ga salah, bahwa rosul pernah thawwaf dengan cara duduk di atas unta, kakinya kan ga nginjek tanah tooh)

Trick singkat mencium hajar aswad ! 

Setelah daku perhatikan sebenarnya ada loh cara anti calo buat cium hajar aswad. Pertama berdoa sama Allah dan kuatkan tekad maka insya Allah selalu ada jalan menuju hajar aswad tanpa calo. Kedua, caranya begini :
Setiap menjelang 10-15 menit menjelang sholat fardhu, askar - askar akan segera mengosongkan bagian terdekat dari arah pintu ka'bah - hajar aswad sampai ke rukun yamani(lihat gambar deh)
Sisi yang di garis Orange akan dikosongkan ketika menjelang Sholat fardhu

Nah kita(yang mau nyium hajar aswad) berdirilah sekitar rukun Yamani(kayak mau baris) soalnya biasanya sama askarnya yang sudah berdiri di sekitar rukun yamani sampai hajar aswad akan disuruh baris untuk satu - satu mencium hajar aswad (ga pake calo yaa..soalnya dijagain askar langsung). Dan acara menciumnya juga tenang karena tidak di desak - desak dan benar - benar tertib.
Kalau ga tertib dan tidak ada didalam barisan yang sudah di tetapkan askar, maka kita akan di dorong dan di toyor sama askar loh. Daku lihat sendiri ada wanita pakai baju berbusana seperti India yang bandel dan langsung nyelong mendekati hajar aswad, padahal sudah di depan mata loh hajar aswadnya, wanita itu di tempeleng dan di dorong terus sama askar sampai berkali - kali (makanya tetap berdoa ya biar jalannya dimudahkan).

Pastikan bahu kirimu menghadap Ka'bah !
Nah ini juga yang sering di langgar oleh calhaj - calhaj yang kalau thawwaf beregu. Ada temannya yang memposisikan dirinya sebagai benteng melindungi barisan regunya. Posisi berdirinya biasanya memungguni ka'bah, atau malah menghadap ka'bah langsung.
Tuh kan malah repot..mending thawwaf mandiri kan..?? tidak perlu takut kok, kita kan ibadah...lagian di Jakarta pasti sudah sering banget manasik, masa di sana cuma muter - muter aja takut..Bismillah..pasti bisa.
.

to be continued lagi...

tips season ini : diatas udah banyak baca ulang deh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar