Mereka sabar dan benar - benar menggap penumpang adalah raja. Waktu sudah sampai Tanatoraja, ada ibu - ibu yang sudah sampai tujuannya tapi nga mau turun juga karena dia maunya diantar sampai pas depan rumah dan alasannya "dos-ku banyak". Para awak bis bilang "Tak bisa mobil ini masuk gang rumah ibu karena sempit." Tapi si ibu itu tetep nga mau turun dari bis, dan tetap teriak "Dos-ku banyak", Gue ama Rince ngedumel. Apa-apan sih nih si Ibu, rese amat jadi menghambat perjalanan. Cukup lama si Ibu teriak2 "Dos-ku". Akhirnya kami lihat dengan mata kepala kami sendiri kalau si supir utama, cadangan dan 3 keneknya turun bawain kardus bawaan si Ibu yang besar2 dan si ibu yang teriak "dos-ku" jalan di belakang mereka(ingat semua mereka pada bawa kardus ibu itu ya). Cukup lama juga kita tunggu sampai supir and the gank balik lagi ke bis dan bis akhirnya jalan(gile, kasian juga tuh awak bis nganterin dus yang bener2 besar2 ke rumah si ibu bawel itu,kami sampai terkagum - kagum, kalau di Jakarta pasti udah dilempar tuh ama keneknya)
Kita rencananya menginap di hotel namanya "wisma tanabua" di daerah Rantepao(bis - bis besar ini memang berakhir di daerah ini loh) yang harganya cukup murah cuma 150 per kamar untuk 3 orang. Ternyata dari poolnya Litha jarak ke hotel kami dekat sekali. dan untungnya kita udah booking(kayaknya kalau mau nginap di Tana toraja emang harus booking dulu hotelnya, karena Toraja memang full turis, jadi akan lebih baik kalau booking dulu deh). Waktu kita sampai hotel ini, kondisinya masih full, siangnya baru akan ada kamar yang kosong. Untungnya reseptionisnya baik - baik loh, Kamipun boleh titip barang dulu, dan mami juga diizinkan untuk numpang mandi. (catatan dari gue, kalau mau keliling Tanatoraja nginepnya sebaiknya memang di kota Rantepao, karena kebanyakan objek wisata Tanatoraja lebih dekat di akses dari Tanatoraja)

Di kete-ketsu selain lihat Tongkonan, kita juga bisa lihat kuburan leluhur penghuni daerah Kete-ketsu ini loh. Dan ada toko souvenir di belakang deretan Tongkonan yang punya tuh nenek - nenek dan ternyata si nenek ini adalah pemilih daerah kete-ketsu. Malah almarhum suaminya menurut si nenek adalah bekas anggota DPR dan dikubur di situ dan di depan kuburan yang berbentuk panggung ada patungnya.


karena kita kesini masih pagi banget jadinya suasana masih sepi, enak buat foto - foto, untung bawa tripot jadi acara gaya - gaya berfoto bersama para tengkorak bisa sukses. Kita sampai ke atas, keren deh si mami manjat setinggi gitu kuat bener loh. Si mami emang bandel, berani banget ngintip ke dalam rumah kecil yang isinya peti mayat seorang istri yang sudah mati lama(kayaknya udah 8 tahun) dan belum dikuburkan karena harus tunggu suaminya mati dulu. Dikuburkan menurut orang Toraja itu, berarti harus dipestakan besar - besaran dengan potong babi dan kerbau dalam jumlah yang besar lalu setelah pesta mayatnya akan diletakkan di gunung, Tapi gue lihat ada juga kuburan orang Toraja yang di masukkan ke dalam batu besar yang dipahat hingga bisa muat peti mayatnya.
Cukup dengan wisata kuburan di kete-ketsu(bahkan kami sempat beli beberapa souvenir dan mami sempet beli selendang)
Perjalanan kami lanjutkan ke Londa, katanya dari turun bis bisa jalan kaki dan katanya dekat ternyata jauh dan mendaki gunung. untung supir angkot yang anter kita ke Londa panggilin tukang ojek, jadilah akhirnya kami naik ojek ke Londa, murah kok cuma 5000 perak. Sampai di Londa, untuk masuk ke dalam juga harus bayar 5000 perak. Di gerbang Londa ada kejadian rese, pas kita mau foto ada anak muda teriak pake bahasa inggris kacau yang intinya dilarang foto disini, tapi orang - orang disampingnya kasih isyarat ke kita "nga apa2 kalau kita foto yang teriak itu orang gila". Tapi karena diteriakin kayak maling, kita jadi males mau foto di gerbang Londa. Di gerbang itu kita di tawari 2 orang laki - laki untuk menggunakan lampu patromak masuk kedalam Goa, kayaknya sih goanya gelap. jadi nanti mereka akan menyinari kita dari depan dan belakang dengan patromaknya.

Gue sempet nanya sama pemandu, ini mayat2nya kan tak ada nisan(tanda nama mayatnya) dari mana para keluarga tahu yang mana sodara si mayat ?
tapi kata pemandu, para keluarga pasti tahu kok yang mana mayat nenek moyang mereka, lagian satu gunung itu ternyata kuburan satu keluarga besar.
Cukup jauh kita masuk ke dalam gua, pokoknya intinya menikmati mistiknya tuh goa. di segala sudut kita foto. dan gue baru nyadar setelah keluar goa dan lihat hasil foto kalau ternyata di bagian atas(diatas kepala kita) ternyata juga banyak susunan tengkorak - tengkorak...iii...
pas dibagian tengah goa, dimana untuk masuk kedalam lagi kita harus jalan dengan jongkok dan tiarap, kamipun memutuskan untuk balik aja ke pintu masuk, gile kita kan gede - gede ga sangguplah kalau kudu tiarap segala..noo banget lah.
Kita coba masuk ke dalam goa yang lebih kecil satunya lagi, intinya juga sama lihat tumpukan tulang belulang beserta tengkoraknya, kata pemandunya biasanya ada anak sekolah yang foto dengan tumpukan tengkorak lalu dimasukin facebook. Ih kalau kami nga deh, kami nga mau bercanda sama Moyangnya Toraja.
Pemandu menyarankan kami untuk kembali ke pintu keluar dengan memanjat ke bukit kecil(manjat bukit ini cukup membuat rince agak ngos - ngosan, kayaknya rince memang harus menurunkan setengah dari berat badannya deh) untuk menikmati pemandangan gunung tempat mayat Londa. Dan ternyata di bagian atas gunung banyak juga tumpukan peti dalam lubang - lubang yang sengaja dibuat. keren juga loh, bayangin aja niat banget deh mereka ngangkat peti yang isinya mayat ke atas gunung. Mungkin yang paling atas gunung itu nenek moyang awal mereka kali ya.
pemandangan gunung yang bagus ini tetap ada unsur mistis yang tajam...hihihihihi...

Akhirnya kami kembali lagi ke Rantepao naik angkot LGX lalu balik lagi ke hotel. Puas juga kami jalan - jalan hari ini. Sampai di hotel ternyata barang kita sudah dimasukin ke dalam kamar. wah kamarnya keren 150rebu per malam dengan 3 tempat tidur single, kamar mandinya luas banget malah pakai bathup. Kamipun istirahat dan membersihkan diri, kebayang donk daki gue sama Rince tebelnya kayak apa, wong dari kemarin belum mandi. hahaha...
Malamnya kami keluar hotel, menikmati suasana Rantepao yang semakin dingin. kami cari makan malam, kami ogah makan di RM padang yang mahal dan nga enak itu. Akhirnya setelah tanya - tanya akhirnya kami menemukan RM for muslim yang jualan orang jawa yang udah 11 tahun tinggal disini dan harganya makanannya murah booo(letaknya di jalan yang mengarah ke Wisma 88, wisma ini ngetop deh. soale bule-bule senang disini). Di RM for muslim ini juga dijual bakso, makanya setiap kita pesan makanan apapun, kecuali nasi goreng kita akan disuguhi juga kuah bakso..ingat yang tadi gue bilang orang disini kalau makan kudu berkuah). selain murah dan rasa agak pas - pasan, porsi nasinya aji gile..buanyak banget. Gua yang biasa makan banyak aja ampe kblinger. Karena halal dan murah dot com, kami memutuskan selama di Toraja kami akan makan di RM ini aja...hehehe..
Abis makan jalan - jalan sebentar, terus balik ke hotel n bobo. kami charge badan kita buat siap dipakai besok menuju Batutumonga Toraja..
To be bersambung yee....